oil nalisis

ANALISIS OLI PELUMAS PADA PERALATAN PEMBANGKIT LISTRIK

Komponen utama pada pembangkit listrik adalah turbin, baik yang digerakkan tenaga uap, gas, angin dan air. Karena turbin menggunakan oli pelumas, mesin-mesin ini harus di-inspeksi secara berkala untuk mengetahui kondisi oli pelumas apakah masih layak untuk tetap digunakan. Peralatan-peralatan penting lainnya di pembangkit listrik yang membutuhkan inspeksi lubrikan berkala mengcakup mesin pompa hidrolik, mesin diesel, dan gear box.

Secara umum analisis yang dilakukan pada oli lubrikan mengcakup 3 aspek yaitu analisis kandungan (property) lubrikan, analisis kontaminasi, dan analisis kikisan logam (wear metal). Blog ini secara spesifik membahas analisis kontaminasi dan wear metal dalam oli pelumas.

oli analisis-oil analysis

Analisis Kontaminasi

Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengetahui jumlah kontaminan yang terdapat dalam oli pelumas terutama kontaminasi partikel padat yang diketahui sebagai penyebab utama kegagalan suatu peralatan yang memiliki sistem pelumas. Analisis kontaminasi oli pelumas menggunakan standar ISO4406:99 yang mengkategorikan partikel menjadi R4 berukuran lebih dari 4 mikron, R6 lebih dari 6 mikron, dan R14 untuk partikel berukuran lebih dari 14 mikron. Standar ISO4406:99 juga mengatur banyaknya jumlah partikel yang diperbolehkan dalam oli pelumas. Selain itu praktisi analisis oli pelumas juga menggunakan ISO4407:2002 yang mengatur pengujian kondisi oli pelumas menggunakan metode mikroskop.

Metode konvensional yang digunakan untuk memeriksa partikel dalam oli pelumas adalah alat Automatic Particle Counter (APC) berbasis laser. Namun, pengukuran APC tidak memberikan rincian apapun tentang ukuran partikel atau apakah partikel tersebut jenis logam atau tidak misalnya serat. Selain itu, APC berbasis laser sering kali mengabaikan partikel transparan atau sebaliknya menghitung terlalu banyak karena adanya gelembung udara di dalam cairan.

Metode alternatif yang memenuhi standar ISO4406:99 dan ISO4407:2002 menggunakan Mikroskop dengan kemampuan pemindaian dan penghitungan partikel kontaminan secara otomatis. Keunggulan utama metode ini adalah rekaman visual partikel sehingga ada kepastian tidak terjadi salah hitung jumlah partikel – misalnya gelembung – serta kemampuan mengukur partikel dan tidak terpengaruh oleh viskositas oli.

Analisis Wear Metal

Analisis ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan peralatan yang dapat disebabkan oleh karena komponen peralatan sudah usang, terjadinya degradasi permukaan dan kecelakaan. Setidaknya ada 3 jenis serpihan logam yaitu:

  • Serpihan abrasif (abrasive wear) yang terjadi karena pengikisan yang disebabkan adanya partikel pengotor antara dua permukaan yang bergerak.
  • Serpihan adesif (adhesive wear) berupa kerusakan yang terjadi karena kontak antara logam dengan logam akibat pelumasan yang tidak sesuai.
  • Serpihan akibat kelelahan material (fatigue wear) akibat retak halus karena beban yang tidak seimbang misalnya akibat misalignment dan imbalance.

Salah satu metode analisis untuk identifikasi dan pengukuran jumlah wear metal dalam oli pelumas adalah Xray Fluorescent (XRF). Alat XRF efektif untuk analisis real-time untuk mendeteksi unsur logam dari Magnesium hingga Uranium serta mengukur konsentrasi unsur dari part-per-million (ppm) hingga persentase (%). Dengan alat XRF operator pembangkit dapat mengidentifikasi komponen yang aus sebelum komponen tersebut rusak yang dapat berakhir pada kegagalan peralatan.

Hubungi kami apabila Anda ingin mengetahui informasi lebih lanjut.

ISI FORM
Chat WhatsApp
×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× How can I help you?